Bakso memang jajanan yang paling digemari di seantero Indonesia. Setiap pojokan jalan pasti ada pedagang Bakso mangkal. Meski ada begitu banyak pedagang bakso bertebaran tak membuat usaha ini seret. Berikut kita ulas salah satu kisah sukses pedagang bakso.
Usaha bakso Ojo Lali adalah salah satu contoh sukes pedagang bakso yang telah menjalankan usaha ini dalam kurun waktu berpuluh puluh tahun.
Usaha yang digawangi seorang bapak asli Sukoharjo Jawa tengah bernama H Mudo Sartono ini memulai semuanya sejak tahun 1978.
Pria berusia 56 tahun ini mengawali usaha dari pedagang bakso keliling. Awalnya karena keterbatasan modal, beliau hanya meminjam pikulan bakso milik teman dan menjajakannya dikawasan Muara Angke Tangerang. Namun dengan berjalannya waktu, beliau akhirnya bisa memiliki sendiri gerobak bakso dan berkeliling di kawasan Grogol Jakarta Barat. Sejak awal Mudo sudah meracik sendiri baksonya, Mudo menginginkan bakso dengan kualitas baik untuk dia jajakan.
Hari demi hari berkeliling dikawasan grogol yang pada tahun itu terkenal sebagai kawasan rawan keamanan membuat dirinya berkali kali tersandung berbagai masalah. Akhirnya Mudo memutuskan pindah rute keliling di daerah Pondok Kopi Jakarta Timur, sekitar tahun 1990..
Namun keajaiban terjadi beberapa saat setelah beliau berpindah tempat. Salah seorang pelanggannya menawarkan sebidang tanah untuk dia sewa di kawasan Pondok Kopi, kawasan jalan Robusta. Lokasi ini cukup strategis untuk mangkal jualan bakso. Tak berpikir panjang penawaran ini jelas beliau ambil, daripada harus berkeliling.. Apalagi pemilik tanah memberi keringanan bebas sewa untuk pemakaian 1 bulan pertama.
Ternyata warung bakso barunya ini adalah pintu suksesnya sebagai pedagang bakso. Tak memakan waktu lama bagi Mudo untuk mendapatkan banyak pelanggan. Bahkan berkat wrung bakso ini pula dia kemudian mendapat julukan Triman dari para pelanggan, hingga kini beliau lebih dikenal sebagai mas Triman daripada nama aslinya.
Kunci utama dari kesuksesannya adalah kualitas baksonya yang selalu terjaga. Beliau selalu memastikan daging bahan baku bakso adalah yang terbaik, dengan bumbu original . Selain itu Beliau juga menambahkan tentang manfaat hubungan baik dengan semua konsumen juga berperan penting untuk menjaga kelanggengan pelanggan.
Pada tahun 2004 beliau bisa membuka cabang pertamanya dia kawasan Bekasi dan berlanjut dikawasan Mutiara Gading setahun kemudian. Saat ini, setelah tiga dasawarsa, beliau sudah memiliki 6 cabang di sekitar kawasan Jakarta dan membutuhkan daging sapi hingga 60 kg per hari. Hasil fantastis dari seorang pedagang bakso kan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar